Medan (WartaDhana.Com): Dengan dirangkulnya H. Hasan Basri Sagala Msi sebagai Cawagubsu oleh Cagubsu Edy Rahmayadi membuat kalangan pengurus atau warga NU/GP Ansor angkat bicara.
“Tolak HBS (Hasan Basri Sagala) berpasangan dengan Edy Rahmayadi dan sebaiknya HBS menolak itu. Karena Hasan baru masuk di PDIP di pencalonan legislatif kemaren setahu saya, nyaleg untuk DPR RI dari Sumut II kalah. Dan sepengetahuan saya, sebelumnya Hasan adalah pengurus Golkar. Nah, kalau pak Edy mau wakilnya dari PDIP harus muslim ada di situ Dr. H. Aswan jaya yang juga pengurus di PDIP Sumut. Atau yang lain,” sebut Parulian Siregar yang merupakan mantan Sekretaris Ansor Sumut kepada Media, Senin (26/8/2024) di Medan.
Lebih lanjut dijelaskan Parulian, saya kuatir kalau nantinya HBS akan membawa-bawa NU/GP Ansor dan Kementerian Agama dalam pada Pilgubsu.
“Beliau adalah pengurus PP GP Ansor Pusat/Kasatkornas Banser dan Tenaga Ahli di Kementerian Agama RI. Dan itu efeknya perpecahan untuk menjaga itu,” tandas Parulian.
Untuk itu, saya berharap bang HBS segeralah urungkan niat. Dan saya sepakat dengan maklumat atau himbauan ketua PW GP Ansor Sumut sahabat H. Adlin Tambunan yang mengatakan tidak mendukung kader Ansor dampingi Edy.
Tentu beliau sudah memahami betul arah perpecahan tadi dan efek buruk lain nya, ditambah mungkin saja sayatan perasaan yang dianggap belum selesai secara damai maupun acara bermaaf -maaf an, karena pak Edy pernah dalam komentarnya menghina organisasi Ansor *sebut Pelacur* hingga membuat marah besar ditingkat NU/GP. Ansor saat itu, tentu itu adalah marwah organisasi menurut pimpinan, kata Parulian.
Ditambahkan Parulian, kita belum sepakat dan tidak ada dibincangkan kalau Hasan Basri Sagala sebagai Cawagub berpasangan dengan Edy Rahmayadi. Karena justru kita curiga kekuatan besar NU/GP Ansor dan mungkin saja dengan kementerian Agama nya, akan dibuat alat membenturkan dan hanya butuh disitu,” ujar Parulian Siregar.
Lebih lanjut dijelaskan Parulian, seorang Wagub akan diam dan tidak punya kekuatan apa apa. Atau dengan istilah duduk manis saja. Kalau itu untuk apa?. Dan jangan gara-gara hasrat pribadi terkorbankan kepentingan besar, kata Parulian.
Dikatakan Parulian, nanti akan kita organisir sampai ketingkat akar rumput saya sampaikan. Dalam hal ini, sangat wajar kalau mereka bertanya, karena saya merupakan mantan Sekretaris PW GP Ansor Sumut 2013-2019. Dan mantan ketua PW IPNU sumut.
“Sekali lagi saya tegaskan, tidak menanamkan tendensius dengan persoalan ini. Saya tetap mengajak untuk kebersamaan dan kebaikan bersama. Mohon maaf jika ada yang tersinggung tidak ada niat jelek dari saya. Wallohu Aglam Bissowaf,” jelas Parulian. (Winda)