Medan (WartaDhana.Com): Ketua Komisi A DPRD Sumut H. Adri Idham meminta kepada aparat penegak hukum agar segera tutup dan tindak lokasi judi yang ada di wilayah Sumatera Utara.
“Karena, judi dilarang di negara kita. Karena biasanya yang namanya judi itu adalah sepaket dengan narkoba. Tidak ada orang yang hidupnya bahagia karena judi,” jelas Ketua Komisi A DPRD Sumut H. Andri Idham kepada media, Selasa (10/10/2023) di Medan.
Lebih lanjut Idham mengatakan, untuk kita minta kepada masyarakat apabila ada lokasi perjudian diseputaran tempat tinggal segera laporkan kepada aparat penegak hukum. Masyarakat harus kompak untuk menutup lokasi -lokasi perjudian yang ada di wilayah masing-masing.
Adanya dugaan -dugaan oknum aparat penegak hukum yang menjadi pengawas ataupun menjadi bandar diminta kepada pimpinannya agar segera ditindak. Karena tugas dari aparat penegak hukum itu bukan mengawasi judi. Berarti itu kan sudah menyalahi wewenang.
“Apabila benar adanya dugaan oknum-oknum aparat tersebut menjadi pengawas di lokasi judi, khususnya di lokasi judi di Marelan, pastinya Komisi A DPRD Sumut minta kepada Panglima TNI dan Kapolri segera tindak oknum tersebut karena sudah menyalahi wewenang,” tandas Idham yang juga merupakan politisi muda dari Partai Demokrat.
Demikian halnya juga dengan judi-judi online, kepada masyarakat agar lebih waspada. Karena judi itu sudah jelas merusak iman dan semuanya akan hancur dikarenakan judi.
Dapat kita ketahui, biasanya judi dan narkoba itu sejalan dan sudah jelas merusak generasi bangsa. Bisa kita lihat dilapangan dengan maraknya judi, banyak keluarga yang hancur karena disebabkan judi dan narkoba.
Untuk itu sekali lagi saya ingatkan kepada masyarakat saling bekerja sama dengan penegak hukum untuk menutup lokasi judi dan hindarilah judi -judi online, akhir Idham.
Sebelumnya, menurut sumber dilapangan, salah satu tempat judi terbesar di Kota Medan, untuk masuk ke lokasi tersebut terdapat 3 pintu yang harus dilalui baru bisa sampai dilokasi judi. Tamu yang masuk layar Kamera HP ditutup pakai lakban, sebut sumber yang enggan menyebutkan identitasnya.
Sebelumnya, ketika media mengkonfirmasi persoalan tersebut kepada Kapendam I/BB Kolonel Rico Siagian melalui telefon seluler tidak diangkat. Demikian halnya juga melalui pesan singkat tidak ada balasan. (Tim)