Medan {WartaDhana.com}: Kegiatan Parade dan Gebyar Berkebaya merupakan bentuk apresiasi perempuan Sumatera Utara, untuk mengingatkan kepada perempuan Indonesia, agar kembali menempati posisinya sebagai pembawa kultur tradisional asli Indonesia melalui berbusana kebaya.
“Kegiatan positif ini sejalan dengan himbauan Presiden Joko Widodo agar setiap wanita Indonesia dapat melestarikan budaya kebaya.
Baik disetiap acara resmi maupun non resmi seperti halnya memakai busana batik”, Demikian disampaikan Hj Bunda Indah selaku Penanggung Jawab yang juga Tokoh Wanita Nasional pada jumpa pers di Medan, Jumat (18/8/2022).
Parade dan Gebyar Berkebaya yang rencananya akan digelar di Lapangan Benteng Medan pada Minggu 28 Agustus 2022, diprakarsai oleh Ibu- ibu Bhayangkara Sumut, ibu – ibu Persit Kartika, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Majelis Taklim Halimah Sumut ( MTH) serta DPP RKLA dan berkolaborasi dengan Komunitas Perempuan Peduli Sumatera Utara (KPPSU), Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Sumut, Perempuan Indonesia Maju, IWAPI Sumut, Dekranasda Sumatera Utara dan Komunitas Perempuan Indonesia Hebat, dan Ibu- ibu Majelis Pemuda Pancasila ( PP) Sumut, Seluruh Ormas, Organisasi Perempuan- perempuan yang di Sumut serta mahasiswa- mahasiswa se Sumatera Utara
” Sebanyak 15 ribu wanita memakai berbagai jenis kebaya seperti kebaya kartini, kebaya encim, noni dan kutubaru ditargetkan bakal memeriahkan acara tersebut. Terdiri dari perwakilan perempuan dari 8 suku serta 33 kabupaten kota di Sumatera Utara, ucap Bunda Indah Ketum DPP RKLA ini.
Menurut Bunda Indah, pada masa sekarang para turis mancanegara justru sangat menyukai memakai busana kebaya Indonesia. Dan pada kenyataannya busana berjenis kebaya ini juga ada dipakai oleh perempuan-perempuan dari negara lain.
Oleh sebab itu, lanjut Bunda Indah, ia berharap kegiatan ini hendaknya mendapat perhatian dari perempuan Indonesia, khususnya Sumatera Utara, agar dapat mendukung program “Kebaya Go To UNESCO”. Supaya budaya kebaya tidak dicaplok oleh negara lain dan diakui dunia sebagai identitas asli budaya Indonesia.
“Sembari menunggu Kepres terkait penetapan Hari Kebaya Nasional, acara ini juga sebagai bentuk dukungan perempuan Sumatera Utara agar kebaya segera didaftarkan oleh pemerintah ke organisasi PBB UNESCO sebagai salah satu heritage asli Indonesia, tegas Bunda Indah
Bunda Indah menghimbau kepada perempuan Indonesia jangan lagi lebih menyukai memakai pakaian branded (buatan luar negeri) dibandingkan busana buatan negeri sendiri.
“Dengan memakai hasil karya produk negeri sendiri secara otomatis bisa membantu pergerakan perekonomian masyarakat kita naik dan grafik perkembangan UMKM akan terus bertumbuh”, pungkasnya.
Sementara itu, Syafitri Elisabeth Tambunan Ketua PBI Sumut mengatakan acara parade ini adalah untuk menunjukkan jati diri perempuan Indonesia serta menaikkan citra kebaya sebagai peninggalan budaya asli Indonesia.
Kebaya adalah salah satu kategori peninggalan budaya warisan tak benda yang akan didaftarkan ke UNESCO. Seperti halnya dengan negara-negara lain yaitu negara Jepang dengan kimono atau India dengan sari nya. Karena itu,
Fitri optimis provinsi Sumut akan menjadi pelopor dan contoh bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia.
“Secara tidak disadari kebaya sudah menjadi busana wajib di masyarakat Sumatera Utara. Hal tersebut ditunjukkan dari acara-acara resmi seperti peringatan kelahiran anak, pernikahan, pemakaman, dan lain-lain yang dipadu-padankan dengan sarung khas suku seperti tenun songket, ulos dan lain sebagainya”, tutur Ibu cantik yang sempat diundang mewakili provinsi Sumatera Utara, hadir pada acara pengibaran bendera dalam rangka memperingati HUT ke 77 Kemerdekaan RI di Istana Negara bersama Presiden RI , Baru-baru baru ini
Selain itu, Hj. Ihdina Marbun Ketua KPPSU turut mengajak kepada semua organisasi wanita agar turut serta berpartisipasi mengikuti kegiatan Parade dan Gebyar Berkebaya guna melesatarikan budaya nusantara. Ia berharap kedepannya, kaum perempuan Sumatera Utara dapat mensosialisasikan berbusana kebaya dalam segala aktivitas.
KPPSU juga mendukung penuh program Kebaya Go To UNESCO sebagai heritage asli warisan budaya Indonesia, ucapnya
Beby Sinaga, SH bendahara IWAPI Sumut juga menyambut baik akan degelarnya Parade Berkebaya. Kegiatan tersebut dinilainya mampu membawa pesan bahwa dengan berkebaya, wanita Indonesia bisa tampil menarik, indah dan lebih anggun.
IWAPI Sumut hingga kini terus melakukan sosialisasi “Cintailah pakaian Indonesia” kepada generasi muda. Kebaya bukan hanya sekedar pakaian buatan Indonesia tapi lebih dari itu sebagai budaya yang harus dilestarikan.
“IWAPI berharap generasi muda Indonesia khususnya di Sumatera Utara, akan memiliki rasa bangga saat memakai busana kebaya, ujarnya.
Adapun susunan pengurus sebagai berikut, Penanggung Jawab Bunda Indah, Panitia Pengarah, Ketua Dekranasda Sumut, Ketua Perempuan Indonesia Hebat, Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia, Ketua Komunitas Perempuan Peduli Sumut. Ketua Panitia, Syahfitri Tambunan, Hj. Ihdina Marbun, Yulidar Bugis SE, Dr. Ade Sandrawati Purba, Sekretaris Andriana Sitanggang, Meriyawati Amelia Prasetio SE, Laura Suliati, Nelly Kasih, Tamara S, Dani Rost, Bendahara, Hj. Ratnawati ( Atik Tabok), Tartila Maysarah Nasution, dan dilengkapi seksi- seksi, yaitu Seksi Acara, Seksi Protokol, Seksi Media & Humas, serta Seksi Logistik dan akomodasi. {winda}