Medan (WartaDhana.com): Peristiwa aneh dilakukan Sri Hasni Lingga alias Sri (30) warga Batanghari, Sumbul Kabupaten Dairi yang bekerja sebagai seorang Asisten Rumah Tangga (ART) di Medan.
Pasalnya, wanita tersebut mengaku kepada seorang warga disekap oleh majikannya, namun saat akan dibebaskan malah menolak dan ingin tetap bekerja bersama sang majikan, Sabtu (23/8) sekira pukul 15.00 wib di Komplek Tasbi I Blok XX Kecamatan Medan Sunggal.
Informasi dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa bearawal dari pengakuan Sri kepada seorang warga bermarga Naibaho yang bekerja sebagai karyawan di isi ulang air mineral yang mengatakan bahwa dirinya sudah 12 tahun tidak menerima gaji dari sang majikan yang bekerja sebagai dokter bernama W Sitohang. Selain tidak menerima gaji, Sri juga mengaku disekap sang majikan.
Dalam keterangannya, Sri juga meminta agar Naibaho menghubungi orangtuanya yang berada di kampungnya bahkan menyarankan Naibaho agar memviralkan peristiwa Sri yang mengaku disekap ke media sosial (medsos).
Karena itulah, Naibaho yang juga sebagai anggota Pemuda Batak Bersatu (PBB) di salah satu Kelurahan di Kota Medan itu berusaha mencari keberadaan orang tua Sri di kawasan Batanghari, Sumbul, Dairi. Setelah bertemu dengan ayah Sri bernama Maridin Lingga alias Maridin, keduanya kemudian menuju Medan dan berencana membebaskan Sri Hasni Lingga.
Terkait informasi bahwa anaknya disekap dan tidak diberi gaji oleh sang majikan, pada Sabtu (22/8) sekira pukul 09.00 Maridin serta beberapa anggota PBB tiba di rumah majikannya di Perumahan Komplek Tasbi Blok XX tempat Sri bekerja.
Saat Maridin memanggil anaknya yang sudah 10 Tahun berpisah dengannya, tidak mendapat sahutan. Hingga tengah hari, akhirnya Sri keluar dari rumah mewah milik majikannya. Namun aneh, awalnya Sri yang mengaku bahwa dirinya disekap dan tidak mendapatkan gaji selama 12 Tahun, menolak untuk dibebaskan. Bahkan Maridin yang ingin mengajak putrinya kembali ke kampung mendapat makian dari Sri bahkan mengusir sang ayah.
Karena adanya keributan tersebut, pihak kepolisian dipimpin langsung Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi SH Sik yang ingin menenangkan situasi bahkan terkena pukulan cangkul oleh Sri. “Pergi kalian, aku tidak ingin pulang. Aku betah tinggal di rumah ini,” ucap Sri ditirukan seorang warga.
Keributan itu, lantas mengundang puluhan warga komplek yang ingin menyaksikan peristiwa tersebut. Bahkan beberapa petugas security komplek terlihat lalu lalang di lokasi kejadian.
Maridin Lingga yang dimintai keterangannya, mengaku heran dengan tingkah anaknya yang menolak untuk diajak pulang. “Saya heran, kepada Naibaho mengaku minta dibebaskan karena ngaku disekap. Namun kenapa menolak saat akan dibebaskan,” tutur Maridin.
Sementara itu, ketika peristiwa yang diduga penyekapan itu akan dikonfirmasi kepada sang majikan, oknun dokter tidak berhasil ditemui.
Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir Ahmadi ketika dikonfirmasi wartawan di lokasi kejadian menyebutkan bahwa tidak ada penyekapan dan peristiwa tersebut adalah masalah keluarga. “Kalau memang mengaku disekap, kenapa menolak saat akan dibebaskan dan dibawa pulang oleh orangtuanya. Bahkan ayahnya juga diusir,” tegas Yasir menandaskan. (Dian)
Rumah Mewah tempat bekerja Sri Hasni