Simalungun (Wartadhana): Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyampaikan, agar masyarakat memetik hikmah dari perjuangan, keberanian, dan pengorbanan Letda Sujono yang gugur dalam upaya mempertahankan areal perkebunan dari perebutan paksa massa PKI, pada 14 Mei 1965, saat bertugas sebagai berikutpersonel pengaman di PTPN Bandar Betsy.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Peringatan hari ini adalah salah satu bentuk atau cara kita menghargai dan mengenang para pahlawan yang berjuang melawan pengkhianatan oleh PKI. Kita petik hikmah dari peristiwa lalu, agar tidak terulang di masa depan,” ujar Gubsu pada saat upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Selasa (1/10), di Perkebunan Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
Gubsu yang juga menjadi inspektur upacara (Irup), mengatakan, sejarah Letda Sujono ini tidak terlepas dari kekejaman G30S/PKI yang ingin merusak tatanan kehidupan yang diatur dalam Pancasila. Kesaktian Pancasila ini, lanjutnya, membuktikan bahwa Pancasila ini tidak bisa digeser dan diubah oleh siapapun. Pancasila sebagai pedoman bernegara yang telah disepakati bersama harus diperjuangkan meski harus berkorban.
“Sebagai rakyat Indonesia kita harus mengetahui dan mengikuti Pancasila, segala sumber hukum diatur dan ada di Pancasila, dan ditindaklanjuti dengan UUD 45, kemudian dijabarkan di KUHP,” ucap Gubsu.
Gubsu didampingi unsur Forkopimda melakukan penghormatan dan meletakkan karangan bunga di Tugu Kesaktian Pancasila. Selanjutnya, dilakukan penyerahan tali asih kepada keluarga Letda Sujono, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Letda Sujono untuk negeri ini. Acara diakhiri dengan menyaksikan hiburan berupa penampilan tarian multietnik dan fragmen peristiwa Bandar Betsy.
Sementara itu, Bupati Simalungun JR Saragih yang juga mengikuti upacara menyampaikan harapannya atas pelaksanaan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tersebut. “Semoga upacara hari ini menggugah hati dan kesadaran masyarakat bahwa kita hidup di dalam ranah hukum. Pahami dan aplikasikan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita,” jelasnya. (Winda)