Banyuwangi (Wartadhana): Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah mendesak Pemerintah Kabupaten Karo untuk dapat segera membangun agro wisata.
“Mengingat kondisi alamnya yang layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata di Karo,” ujar Wagub Sumut Musa Rajekshah saat mengunjungi Agro Wisata Taman Suruh di Desa Wonosari, Glagah, Banyuwangi, Selasa (22/10).
Lebih lanjut dikatakannya, Kabupaten Karo sangat cocok dibuat menjadi agro wisata. Karena alamnya yang sangat indah.
Wagub mengapresiasi Agro Wisata Taman Suruh milik Pemkab Banyuwangi dan bukan dikelola oleh Dinas Pariwisata melainkan oleh Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemkab Banyuwangi melalu Bupati bahwa masing-masing dinas harus bisa menjadi destinasi pariwisata.
Menariknya, lanjut Wagub, di Agro Wisata Taman Suruh ini bukan hanya menonjolkan dan menjual hasil tanaman saja. melainkan juga menjadi destinasi wisata.
“Di sini tidak hanya ingin menjual hasil dari tanaman yang ada tapi juga keindahan tamannya. Di sini ada tanamanyang terdapat pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang ditanam dari masing masing petani dan ini menjadi destinasi wisata. Selain itu, di lokasi ini sering digelar berbagai acara untuk menarik minat masyarakat berkunjung,” ujar Wagubsu.
Tawaran tersebut langsung disambut oleh Wakil Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang yang juga ikut dalam rombongan.
Dikatakan Cory, Kabupaten Karo sangat cocok untuk dibuatkan agro wisata seperti di Agro Wisata Taman Suruh. Namun, yang membedakannya adanya keterlibatan pemerintah.
Cory pun menargetkan akan membuat sebuah agro wisata di Karo dalam kurun waktu enam bulan. “Secepatnya minimal enam bulan setelah ini Pemkab Karo akan membuat taman agro wisata,” tegas Cory.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PertanianPemkab Banyuwangi, Dewa Made Wicaksana, yang ikut menemani Ijeck menyampaikan, Agro Wisata Taman Suruh ini merupakan kelanjutan dari Agro Expo 2019 Banyuwangi. Dijelaskannya, Agro Expo 2019 yang dilaksanakan pada bulan Mei 2019 ini menjadi cikal bakal adanya Agro Wisata Taman Suruh.
“Kegiatan ini dimulai pada Mei 2019 lalu, pada waktu itu namanya adalah Agro Expo 2019, hanya dilaksanakan selama dua minggu. Setelah acara selesai, Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi tetap mengelola lokasi ini dan berganti nama menjadi Argo Wisata Taman Suruh dan bekerjasama dengan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) mengenai masalah ticketing. Sekarang setiap warga yang memasuki Agro Wisata Taman Suruh dikenakan biaya tiket sebesar Rp10 ribusehingga menghasilkan PAD,” ujar Dewa Made.
Mewujudkan Agro Wisata Taman Suruh ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.Setidaknya, perlu waktu hingga empat bulan untuk mempersiapkan proses budidaya tanaman yang melibatkan berbagai SKPD terkait.
Dikatakannya, Dinas Pertanian yang membuat rancangan pola seluruh tanaman mulai tanaman bunga, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan lainnya. Hal itu dilakukan sebelum kawasan itu dibuka pada Mei 2019 lalu sebagai Agro Expo 2019.
Ditambahknnya, Agro Wisata Taman Suruh ini berisi berbagai tanaman mulai dari tanaman pangan, hortikultura hingga peternakan. “Di sini ada tanaman seperti padi, jagung dan kedelai. Dari tanaman perkebunan ada kopi kakao dan komoditas lainnya. Dari Hortikultura ada jeruk, mangga, bunga- bungaan, juga dari peternakan ada kambing dan sapi,” ujar Dewa Made.
Wagub terlihat kagum saat tiba dikawasan Agro Wisata Taman Suruh. Jejeran bunga berwarna-warni menyambut Ijeck dan rombongan yang terdiri dari Bupati Karo, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Labuhan Batu Utara, Sekda Langkat, Pimpinan OPD PemprovSumut, Dinas Pariwisata Deli Serdang, Dinas Pariwisata Batubara dan rombongan lainnya. Ijeck kemudian diajak berkeliling taman. (Winda)